Etitude bersosial media
Jaman sekarang sosial media itu sudah seperti kebutuhan penting bagi
beberapa orang. Tak jarang, ia selalu terhubung dengan dunia luar
melalui sosial media. Hubungan yang dibangun bisa dengan orang-orang
yang akrab dan sangat dikenalnya di dunia nyata, ada pula yang dibangun
dengan orang-orang yang belum dikenalnya secara nyata (hanya di dunia
maya).
Ada beragam sosial media yang sering digunakan, seperti yang populer misalnya facebook, twitter, dan google+. Selama berinteraksi atau bersosialisasi dengan sahabat melalui sosial media, tentunya ada beberapa etika yang harus diperhatikan. Ini penting agar aktivitas anda di sosial media tidak berdampak buruk pada kehidupan anda, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dibully karena memasang status tertentu, atau bahkan tanpa sadar anda telah membully orang lain adalah salah satu contoh imbas negatif dari sosial media. Terganggunya aktivitas lainnya yang lebih penting (misalnya pekerjaan) karena terlalu asyik bersosialmedia, juga contoh lain imbas negatif dari kegiatan bersosial media.
Nah, untuk menjaga agar imbas-imbas negatif dari aktivitas sosial media tidak terjadi pada diri anda, tentunya anda harus memenuhi etika dalam penggunaan sosial media. Ini penting diperhatikan oleh anda secara pribadi, karena bersosial media seperti juga berbicara, kicauan komentar atau status bisa ditanggapi bermacam-macam oleh khalayak. Jangan sampai aktivitas anda dalam bersosial media membawa kerugian, di mana seharusnya kita memperoleh manfaat dari kegiatan ini, minimal sebagai hiburan dan sumber informasi aktual.
Ada beragam sosial media yang sering digunakan, seperti yang populer misalnya facebook, twitter, dan google+. Selama berinteraksi atau bersosialisasi dengan sahabat melalui sosial media, tentunya ada beberapa etika yang harus diperhatikan. Ini penting agar aktivitas anda di sosial media tidak berdampak buruk pada kehidupan anda, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dibully karena memasang status tertentu, atau bahkan tanpa sadar anda telah membully orang lain adalah salah satu contoh imbas negatif dari sosial media. Terganggunya aktivitas lainnya yang lebih penting (misalnya pekerjaan) karena terlalu asyik bersosialmedia, juga contoh lain imbas negatif dari kegiatan bersosial media.
Nah, untuk menjaga agar imbas-imbas negatif dari aktivitas sosial media tidak terjadi pada diri anda, tentunya anda harus memenuhi etika dalam penggunaan sosial media. Ini penting diperhatikan oleh anda secara pribadi, karena bersosial media seperti juga berbicara, kicauan komentar atau status bisa ditanggapi bermacam-macam oleh khalayak. Jangan sampai aktivitas anda dalam bersosial media membawa kerugian, di mana seharusnya kita memperoleh manfaat dari kegiatan ini, minimal sebagai hiburan dan sumber informasi aktual.
Mengucapkan kata-kata kasar, provokatif, porno, atau SARA
Siapapun teman anda tentu tidak akan suka jika anda berkata-kata kasar, porno, provokatif, atau bermuatan SARA. Ini akan memicu konflik di antara anda dengan pengguna sosial media kenalan anda. Salah-salah, anda bisa kena tuntut.Memposting atau membagikan status bersifat hoax
Beberapa kenalan anda seringkali memposting atau membagikan status berisi artikel yang sangat menarik, menggelitik. Beritanya atau isinya heboh atau mungkin akan sangat bermanfaat bagi sahabat-sahabat sosial media anda. Sesuatu yang belum pernah anda dengar, dan saat membacanya membuat anda terkagum-kagum. Wait..... jangan segera dibagikan. Teliti dulu. Ada banyak informasi yang bersifat HOAX (bohong) yang disebarkan. Macam-macam tujuan seseorang membuat berita atau status hoax, salah satunya mungkin untuk sekedar membuat sensasi. Internet di tangan anda, jadi telusuri dulu informasi itu benar atau tidak. Jangan sampai anda ikut-ikut membagi informasi yang salah buat sahabat-sahabat dunia maya anda.Terlalu sering mengumbar status yang bersifat pribadi yang semesti menjadi rahasia (curhat)
Beberapa orang suka sekali mengumbar status yang bersifat curhatan hatinya yang sebenarnya. Wah ini tentu berlebihan sekali. Apalagi tujuannya hanya untuk mendapatkan sekedar simpati dari banyak orang. Betapa menggelikan sekali bukan? Bagaimana kalau akibatnya anda (jika memposting status seperti itu) diolok-olok dan dibully oleh warga sosial media. Tentu sangat tidak mengenakkan. Kehidupan pribadi anda akan menjadi rahasia umum. Jika anda sedang menjalin hubungan dengan seseorang, bisa saja status-status yang anda sering update di sosial medialah yang akan menjadi duri dan penyebab keretakan hubungan anda. Tidak ingin demikian bukan?Mengcopy-paste gambar, artikel, atau apapun yang mungkin berhak cipta (berlisensi)
Seringkali kita tanpa sadar atau menganggap remeh file-file gambar atau artikel di sosial media. Anda kemudian mengumbar gambar dan file-file tersebut di status atau beranda anda tanpa mengecek terlebih dahulu apakah gambar atau file itu berlisensi (mengandung hak cipta). Salah-salah, anda bisa dituntut karena melakukan pelanggaran hak cipta lewat sosial media. Runyam bukan?Bertengkar di sosial media
Bertengkar di sosial media adalah hal yang paling konyol yang saya bisa bayangkan. Tapi ini seringkali terjadi, bahkan tanpa disadari oleh orang yang bertengkar ia itu bagaikan orang yang sedang cakar-cakaran di tengah pasar. Memalukan sekali. Dengan mudah status dan komentar-komentas anda dan rival dibaca oleh banyak orang. Dari sana, semua pengguna media sosial yang terhubung dengan anda atau rival anda dapat menilai bagaimana sebenarnya sifat anda. Duh..duh... gak lah yauuu....Tidak memperhatikan kerahasiaan informasi pribadi yang bersifat penting
Pada setiap platform sosial media, biasanya anda akan dimintakan beragam informasi yang sifatnya pribadi, bahkan tanpa kita sadari informasi itu sangat penting karena akan terkait dengan kehidupan anda. Data-data yang anda simpan dan unggah ke platform sosial media harus dijaga kerahasiaannya, sehingga tidak semua orang dengan mudah mengetahui alamat, nomor telepon, nama ibu kandung, nama ayah, nama suami, anak, dsb, yang mungkin nanti dapat dijadikan sarana untuk meretas akun bank anda misalnya. Atau sebagai bahan untuk melakukan penipuan terhadap anda. Berabe kan? Karena itu berhati-hatilah. Banyak kejahatan terjadi setiap saat di internet (cyber crime). Anda tentu tak mau jadi korbannya.Bila beropini, dasarkan pada fakta, bukan dugaan semata
Hal yang paling mudah dan menyenangkan di sosial media adalah menuliskan opini tentang sesuatu hal. Anda harus hati-hati dengan ini. Bisa saja opini anda yang tidak didasari fakta (kenyataan), dan hanya bersumber dari pengalaman atau prasangka anda saja (subjektif), mengundang reaksi negatif dari suatu komunitas atau seseorang yang merasa terserang. Ingat kasus Florence yang gara-gara statusnya membuat warga Jogja marah? Ah.. sekali lagi saya ingat, hati-hatilah.
Etika dalam Media Sosial
30 Desember 2013 03:25:34 Diperbarui: 23 Juni 2015 20:21:42 Dibaca :
14,972 Komentar : 2 Nilai : 4 Durasi Baca : 2 menit
Etika dalam Media Sosial
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Seberapa aktifkah teman-teman menggunakan jejaring sosial? Mungkin
diantara kita, jejaring sosial tidak dapat dipisahkan lagi untuk
kehidupan sehari-hari kita. Di era yang serba digital ini, jejaring
sosial memudahkan kita berkomunikasi dengan banyak orang dari banyak
kalangan. Mulai dari berkenalan dengan teman baru, bertemu kawan lama,
berkawan lintas usia bahkan lintas daerah. Tren ini memang sudah mulai
menjamur di kala penggunaan aplikasi chatting di era tahun 2000-an,
berkembanglah menjadi sebuah situs sosial seperti faceook, twitter.
Saat ini perkembangan tidak hanya berada di situs internet saja,
melainkan banyak sekali penggunaan aplikasi di handphone dan smartphone
yang fungsinya seperti media sosial di internet. Sehingga batas dalam
kehidupan sosial pun seakan-akan hambar atau tidak terlihat ada
batasnya. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sosial itu sendiri tentu
ada batasnya, mulai dari norma, tata krama dll.
Untuk user tentu membedakan hal ini sangatlah mudah-mudah susah, kadang
kita sendiri lupa dengan batas tersebut karena terlalu asyik dengan
jejaring sosial. Kadang lupa dengan apa yang harus di share di publik
atau hanya cukup disimpan saja.
Selalu menggunakan bahasa dan sosial yang baik. Setiap kehidupan hal
yang paling mendasar dalam keseharian adalah bahasa dan logat hidup
sosial kita. Tentu saat kita ingin memposting sebuah gagasan kita ke
publik harus selalu menggunakan bahasa yang baik. Karena belum tentu
kita saat berkomunikasi belum tentu bahasa kita dapat diterima, misal
kalimat yang bersikap profokatif, berbau sara dll.
Hargai Orang Lain. Hal ini perlu diterapkan karena dengan ini,
komunikasi de media sosial akan menjadi baik, misalkan kita menyapa
orang tersebut dengan mengomentari status mereka, mengajak mereka
berbincang bincang, sharing dll. Memang terlihat sepele, namun manfaat
dari hal ini sanga baik untuk diri kita.
Jangan terlalu mempublish sesatu yang bersifat pribadi. Kebanyakan
kebebasan itu hampir sulit dibedakan mana yang harus di sharekan atau
tidak. Hal ini sangat penting untuk membuat kesan baik untuk diri kita
di media sosial, karena misal terlalu mengumbar sesuatu yg tidak
seharusnya, misal percintaan, hubungan keluarga dan yg bersifat pribadi,
hendaknya cukup disimpan di diri saja.
Jangan terlalu overposting. Biasanya dari kita yang terlalu asyik dengan
media online, memposting sesuatu yang berlebihan, mulai dari foto,
status. Belum tentu yang kita share itu membuat orang nyaman. Lebih baik
kita berbagi seperti informasi, seperti bertema kemajuan teknologi dll.
Berpikir tentang yang akan di share. Hal ini mulai dari status, foto,
link, video dll. Mengapa demikian? Karena dengan kita selektif
menggunakan media sosial sebagai bahan sharing, memudahkan kita memilih
yang baik dan pantas untuk dibagikan ke publik, dan mana yang tidak.
Jadilah pribadi diri sendiri. Biasaya orang yang mempunyai kebiasaan
cenderung di media sosial, akan membentuk karakter, yaitu, misal kita
sering update status tentang problematika cinta, kita akan cenderung
memposting kegelisahan itu. Bersikapdewasa dalam hal ini penting
Jangan terlalu banyak di depan media sosial. Hal terakhir yaitu, jangan
terlalu banyak di depan media sosial, seperti yang diatas dapat
mempengaruhi karakter pribadi, terlalu banyak di media sosial akan
mempengaruhi hubungan bersosialisasi kita secara langsung. Misal tata
bahasa saat bertemu orang langsung, bahkan bisa jadi kita lebih memilih
silaturahmi menggukanan media online dari para bertemu langsung.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Etika dalam Media Sosial
30 Desember 2013 03:25:34 Diperbarui: 23 Juni 2015 20:21:42 Dibaca :
14,972 Komentar : 2 Nilai : 4 Durasi Baca : 2 menit
Etika dalam Media Sosial
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Seberapa aktifkah teman-teman menggunakan jejaring sosial? Mungkin
diantara kita, jejaring sosial tidak dapat dipisahkan lagi untuk
kehidupan sehari-hari kita. Di era yang serba digital ini, jejaring
sosial memudahkan kita berkomunikasi dengan banyak orang dari banyak
kalangan. Mulai dari berkenalan dengan teman baru, bertemu kawan lama,
berkawan lintas usia bahkan lintas daerah. Tren ini memang sudah mulai
menjamur di kala penggunaan aplikasi chatting di era tahun 2000-an,
berkembanglah menjadi sebuah situs sosial seperti faceook, twitter.
Saat ini perkembangan tidak hanya berada di situs internet saja,
melainkan banyak sekali penggunaan aplikasi di handphone dan smartphone
yang fungsinya seperti media sosial di internet. Sehingga batas dalam
kehidupan sosial pun seakan-akan hambar atau tidak terlihat ada
batasnya. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sosial itu sendiri tentu
ada batasnya, mulai dari norma, tata krama dll.
Untuk user tentu membedakan hal ini sangatlah mudah-mudah susah, kadang
kita sendiri lupa dengan batas tersebut karena terlalu asyik dengan
jejaring sosial. Kadang lupa dengan apa yang harus di share di publik
atau hanya cukup disimpan saja.
Selalu menggunakan bahasa dan sosial yang baik. Setiap kehidupan hal
yang paling mendasar dalam keseharian adalah bahasa dan logat hidup
sosial kita. Tentu saat kita ingin memposting sebuah gagasan kita ke
publik harus selalu menggunakan bahasa yang baik. Karena belum tentu
kita saat berkomunikasi belum tentu bahasa kita dapat diterima, misal
kalimat yang bersikap profokatif, berbau sara dll.
Hargai Orang Lain. Hal ini perlu diterapkan karena dengan ini,
komunikasi de media sosial akan menjadi baik, misalkan kita menyapa
orang tersebut dengan mengomentari status mereka, mengajak mereka
berbincang bincang, sharing dll. Memang terlihat sepele, namun manfaat
dari hal ini sanga baik untuk diri kita.
Jangan terlalu mempublish sesatu yang bersifat pribadi. Kebanyakan
kebebasan itu hampir sulit dibedakan mana yang harus di sharekan atau
tidak. Hal ini sangat penting untuk membuat kesan baik untuk diri kita
di media sosial, karena misal terlalu mengumbar sesuatu yg tidak
seharusnya, misal percintaan, hubungan keluarga dan yg bersifat pribadi,
hendaknya cukup disimpan di diri saja.
Jangan terlalu overposting. Biasanya dari kita yang terlalu asyik dengan
media online, memposting sesuatu yang berlebihan, mulai dari foto,
status. Belum tentu yang kita share itu membuat orang nyaman. Lebih baik
kita berbagi seperti informasi, seperti bertema kemajuan teknologi dll.
Berpikir tentang yang akan di share. Hal ini mulai dari status, foto,
link, video dll. Mengapa demikian? Karena dengan kita selektif
menggunakan media sosial sebagai bahan sharing, memudahkan kita memilih
yang baik dan pantas untuk dibagikan ke publik, dan mana yang tidak.
Jadilah pribadi diri sendiri. Biasaya orang yang mempunyai kebiasaan
cenderung di media sosial, akan membentuk karakter, yaitu, misal kita
sering update status tentang problematika cinta, kita akan cenderung
memposting kegelisahan itu. Bersikapdewasa dalam hal ini penting
Jangan terlalu banyak di depan media sosial. Hal terakhir yaitu, jangan
terlalu banyak di depan media sosial, seperti yang diatas dapat
mempengaruhi karakter pribadi, terlalu banyak di media sosial akan
mempengaruhi hubungan bersosialisasi kita secara langsung. Misal tata
bahasa saat bertemu orang langsung, bahkan bisa jadi kita lebih memilih
silaturahmi menggukanan media online dari para bertemu langsung.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Etika dalam Media Sosial
30 Desember 2013 03:25:34 Diperbarui: 23 Juni 2015 20:21:42 Dibaca :
14,972 Komentar : 2 Nilai : 4 Durasi Baca : 2 menit
Etika dalam Media Sosial
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Seberapa aktifkah teman-teman menggunakan jejaring sosial? Mungkin
diantara kita, jejaring sosial tidak dapat dipisahkan lagi untuk
kehidupan sehari-hari kita. Di era yang serba digital ini, jejaring
sosial memudahkan kita berkomunikasi dengan banyak orang dari banyak
kalangan. Mulai dari berkenalan dengan teman baru, bertemu kawan lama,
berkawan lintas usia bahkan lintas daerah. Tren ini memang sudah mulai
menjamur di kala penggunaan aplikasi chatting di era tahun 2000-an,
berkembanglah menjadi sebuah situs sosial seperti faceook, twitter.
Saat ini perkembangan tidak hanya berada di situs internet saja,
melainkan banyak sekali penggunaan aplikasi di handphone dan smartphone
yang fungsinya seperti media sosial di internet. Sehingga batas dalam
kehidupan sosial pun seakan-akan hambar atau tidak terlihat ada
batasnya. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sosial itu sendiri tentu
ada batasnya, mulai dari norma, tata krama dll.
Untuk user tentu membedakan hal ini sangatlah mudah-mudah susah, kadang
kita sendiri lupa dengan batas tersebut karena terlalu asyik dengan
jejaring sosial. Kadang lupa dengan apa yang harus di share di publik
atau hanya cukup disimpan saja.
Selalu menggunakan bahasa dan sosial yang baik. Setiap kehidupan hal
yang paling mendasar dalam keseharian adalah bahasa dan logat hidup
sosial kita. Tentu saat kita ingin memposting sebuah gagasan kita ke
publik harus selalu menggunakan bahasa yang baik. Karena belum tentu
kita saat berkomunikasi belum tentu bahasa kita dapat diterima, misal
kalimat yang bersikap profokatif, berbau sara dll.
Hargai Orang Lain. Hal ini perlu diterapkan karena dengan ini,
komunikasi de media sosial akan menjadi baik, misalkan kita menyapa
orang tersebut dengan mengomentari status mereka, mengajak mereka
berbincang bincang, sharing dll. Memang terlihat sepele, namun manfaat
dari hal ini sanga baik untuk diri kita.
Jangan terlalu mempublish sesatu yang bersifat pribadi. Kebanyakan
kebebasan itu hampir sulit dibedakan mana yang harus di sharekan atau
tidak. Hal ini sangat penting untuk membuat kesan baik untuk diri kita
di media sosial, karena misal terlalu mengumbar sesuatu yg tidak
seharusnya, misal percintaan, hubungan keluarga dan yg bersifat pribadi,
hendaknya cukup disimpan di diri saja.
Jangan terlalu overposting. Biasanya dari kita yang terlalu asyik dengan
media online, memposting sesuatu yang berlebihan, mulai dari foto,
status. Belum tentu yang kita share itu membuat orang nyaman. Lebih baik
kita berbagi seperti informasi, seperti bertema kemajuan teknologi dll.
Berpikir tentang yang akan di share. Hal ini mulai dari status, foto,
link, video dll. Mengapa demikian? Karena dengan kita selektif
menggunakan media sosial sebagai bahan sharing, memudahkan kita memilih
yang baik dan pantas untuk dibagikan ke publik, dan mana yang tidak.
Jadilah pribadi diri sendiri. Biasaya orang yang mempunyai kebiasaan
cenderung di media sosial, akan membentuk karakter, yaitu, misal kita
sering update status tentang problematika cinta, kita akan cenderung
memposting kegelisahan itu. Bersikapdewasa dalam hal ini penting
Jangan terlalu banyak di depan media sosial. Hal terakhir yaitu, jangan
terlalu banyak di depan media sosial, seperti yang diatas dapat
mempengaruhi karakter pribadi, terlalu banyak di media sosial akan
mempengaruhi hubungan bersosialisasi kita secara langsung. Misal tata
bahasa saat bertemu orang langsung, bahkan bisa jadi kita lebih memilih
silaturahmi menggukanan media online dari para bertemu langsung.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Etika dalam Media Sosial
30 Desember 2013 03:25:34 Diperbarui: 23 Juni 2015 20:21:42 Dibaca :
14,972 Komentar : 2 Nilai : 4 Durasi Baca : 2 menit
Etika dalam Media Sosial
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Media Sosial / smarteenblog.files.wordpress.com
Seberapa aktifkah teman-teman menggunakan jejaring sosial? Mungkin
diantara kita, jejaring sosial tidak dapat dipisahkan lagi untuk
kehidupan sehari-hari kita. Di era yang serba digital ini, jejaring
sosial memudahkan kita berkomunikasi dengan banyak orang dari banyak
kalangan. Mulai dari berkenalan dengan teman baru, bertemu kawan lama,
berkawan lintas usia bahkan lintas daerah. Tren ini memang sudah mulai
menjamur di kala penggunaan aplikasi chatting di era tahun 2000-an,
berkembanglah menjadi sebuah situs sosial seperti faceook, twitter.
Saat ini perkembangan tidak hanya berada di situs internet saja,
melainkan banyak sekali penggunaan aplikasi di handphone dan smartphone
yang fungsinya seperti media sosial di internet. Sehingga batas dalam
kehidupan sosial pun seakan-akan hambar atau tidak terlihat ada
batasnya. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sosial itu sendiri tentu
ada batasnya, mulai dari norma, tata krama dll.
Untuk user tentu membedakan hal ini sangatlah mudah-mudah susah, kadang
kita sendiri lupa dengan batas tersebut karena terlalu asyik dengan
jejaring sosial. Kadang lupa dengan apa yang harus di share di publik
atau hanya cukup disimpan saja.
Selalu menggunakan bahasa dan sosial yang baik. Setiap kehidupan hal
yang paling mendasar dalam keseharian adalah bahasa dan logat hidup
sosial kita. Tentu saat kita ingin memposting sebuah gagasan kita ke
publik harus selalu menggunakan bahasa yang baik. Karena belum tentu
kita saat berkomunikasi belum tentu bahasa kita dapat diterima, misal
kalimat yang bersikap profokatif, berbau sara dll.
Hargai Orang Lain. Hal ini perlu diterapkan karena dengan ini,
komunikasi de media sosial akan menjadi baik, misalkan kita menyapa
orang tersebut dengan mengomentari status mereka, mengajak mereka
berbincang bincang, sharing dll. Memang terlihat sepele, namun manfaat
dari hal ini sanga baik untuk diri kita.
Jangan terlalu mempublish sesatu yang bersifat pribadi. Kebanyakan
kebebasan itu hampir sulit dibedakan mana yang harus di sharekan atau
tidak. Hal ini sangat penting untuk membuat kesan baik untuk diri kita
di media sosial, karena misal terlalu mengumbar sesuatu yg tidak
seharusnya, misal percintaan, hubungan keluarga dan yg bersifat pribadi,
hendaknya cukup disimpan di diri saja.
Jangan terlalu overposting. Biasanya dari kita yang terlalu asyik dengan
media online, memposting sesuatu yang berlebihan, mulai dari foto,
status. Belum tentu yang kita share itu membuat orang nyaman. Lebih baik
kita berbagi seperti informasi, seperti bertema kemajuan teknologi dll.
Berpikir tentang yang akan di share. Hal ini mulai dari status, foto,
link, video dll. Mengapa demikian? Karena dengan kita selektif
menggunakan media sosial sebagai bahan sharing, memudahkan kita memilih
yang baik dan pantas untuk dibagikan ke publik, dan mana yang tidak.
Jadilah pribadi diri sendiri. Biasaya orang yang mempunyai kebiasaan
cenderung di media sosial, akan membentuk karakter, yaitu, misal kita
sering update status tentang problematika cinta, kita akan cenderung
memposting kegelisahan itu. Bersikapdewasa dalam hal ini penting
Jangan terlalu banyak di depan media sosial. Hal terakhir yaitu, jangan
terlalu banyak di depan media sosial, seperti yang diatas dapat
mempengaruhi karakter pribadi, terlalu banyak di media sosial akan
mempengaruhi hubungan bersosialisasi kita secara langsung. Misal tata
bahasa saat bertemu orang langsung, bahkan bisa jadi kita lebih memilih
silaturahmi menggukanan media online dari para bertemu langsung.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570vvv
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570vvv
Seberapa aktifkah
teman-teman menggunakan jejaring sosial? Mungkin diantara kita, jejaring
sosial tidak dapat dipisahkan lagi untuk kehidupan sehari-hari kita. Di
era yang serba digital ini, jejaring sosial memudahkan kita
berkomunikasi dengan banyak orang dari banyak kalangan. Mulai dari
berkenalan dengan teman baru, bertemu kawan lama, berkawan lintas usia
bahkan lintas daerah. Tren ini memang sudah mulai menjamur di kala
penggunaan aplikasi chatting di era tahun 2000-an, berkembanglah menjadi
sebuah situs sosial seperti faceook, twitter.
Saat ini perkembangan tidak hanya berada di situs internet saja,
melainkan banyak sekali penggunaan aplikasi di handphone dan smartphone
yang fungsinya seperti media sosial di internet. Sehingga batas dalam
kehidupan sosial pun seakan-akan hambar atau tidak terlihat ada
batasnya. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sosial itu sendiri tentu
ada batasnya, mulai dari norma, tata krama dll.
Untuk user tentu membedakan hal ini sangatlah mudah-mudah susah, kadang
kita sendiri lupa dengan batas tersebut karena terlalu asyik dengan
jejaring sosial. Kadang lupa dengan apa yang harus di share di publik
atau hanya cukup disimpan saja.
Selalu menggunakan bahasa dan sosial yang baik. Setiap kehidupan hal
yang paling mendasar dalam keseharian adalah bahasa dan logat hidup
sosial kita. Tentu saat kita ingin memposting sebuah gagasan kita ke
publik harus selalu menggunakan bahasa yang baik. Karena belum tentu
kita saat berkomunikasi belum tentu bahasa kita dapat diterima, misal
kalimat yang bersikap profokatif, berbau sara dll.
Hargai Orang Lain. Hal ini perlu diterapkan karena dengan ini,
komunikasi de media sosial akan menjadi baik, misalkan kita menyapa
orang tersebut dengan mengomentari status mereka, mengajak mereka
berbincang bincang, sharing dll. Memang terlihat sepele, namun manfaat
dari hal ini sanga baik untuk diri kita.
Jangan terlalu mempublish sesatu yang bersifat pribadi. Kebanyakan
kebebasan itu hampir sulit dibedakan mana yang harus di sharekan atau
tidak. Hal ini sangat penting untuk membuat kesan baik untuk diri kita
di media sosial, karena misal terlalu mengumbar sesuatu yg tidak
seharusnya, misal percintaan, hubungan keluarga dan yg bersifat pribadi,
hendaknya cukup disimpan di diri saja.
Jangan terlalu overposting. Biasanya dari kita yang terlalu asyik dengan
media online, memposting sesuatu yang berlebihan, mulai dari foto,
status. Belum tentu yang kita share itu membuat orang nyaman. Lebih baik
kita berbagi seperti informasi, seperti bertema kemajuan teknologi dll.
Berpikir tentang yang akan di share. Hal ini mulai dari status, foto,
link, video dll. Mengapa demikian? Karena dengan kita selektif
menggunakan media sosial sebagai bahan sharing, memudahkan kita memilih
yang baik dan pantas untuk dibagikan ke publik, dan mana yang tidak.
Jadilah pribadi diri sendiri. Biasaya orang yang mempunyai kebiasaan
cenderung di media sosial, akan membentuk karakter, yaitu, misal kita
sering update status tentang problematika cinta, kita akan cenderung
memposting kegelisahan itu. Bersikapdewasa dalam hal ini penting
Jangan terlalu banyak di depan media sosial. Hal terakhir yaitu, jangan
terlalu banyak di depan media sosial, seperti yang diatas dapat
mempengaruhi karakter pribadi, terlalu banyak di media sosial akan
mempengaruhi hubungan bersosialisasi kita secara langsung. Misal tata
bahasa saat bertemu orang langsung, bahkan bisa jadi kita lebih memilih
silaturahmi menggukanan media online dari para bertemu langsung.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nflspeed2/etika-dalam-media-sosial_552824da6ea834ef4a8b4570
Tidak ada komentar: